MOMENTUM HPSN 2023: Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Mengajak Masyarakat Mengkompos Serentak di Seluruh Indonesia melalui Gerakan Nasional "Compost Day" Satu Negeri

 2023-07-04 11:43:27    BERITA

Masih dalam rangkaian memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2023, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan gebrakan mengompos serentak secara nasional dengan mengajak masyarakat luas untuk mengompos bersama sampah organik sisa makanan, hal ini terkait dengan tema besar dari HPSN tahun 2023 yaitu Tuntas Kelola Sampah Untuk Kesejahteraan Masyarakat.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban mengelola sampah rumah tangga dengan cara yang berwawasan lingkungan. Untuk meminimalisir permasalahan sampah organik maka perlu ada upaya pengelolaan sampah sejak dari sumbernya. Mengolah sampah menjadi kompos adalah satu usaha upaya mengurangi timbulan sampah makanan (food waste) yang bisa menyumbang emisi gas metan cukup besar ke atmosfir.

Gerakan masif, sistematis, dan konsisten dari seluruh elemen masyarakat secara luas diperlukan untuk mengatasi permasalahan pengelolaan sampah di Indonesia. Gerakan Nasional “Compost Day” Satu Negeri ini menjadi salah satu upaya pembelajaran dalam pengelolaan sampah dari rumah tangga.

Lebih dari 400 orang hadir di Lapangan Banteng bersama dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya baik dari pemerintah pusat, ibu-ibu Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM), maupun berbagai elemen komunitas dan penggiat lingkungan untuk melakukan  aksi serentak “Compost Day” Satu Negeri, yang juga diikuti secara online oleh Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (P3E-KLHK), Pemerintah Provinsi, Dinas Lingkungan Hidup baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota (DLH).

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun (Dirjen. PSLB3 – KLHK), Rosa Vivien Ratnawati mengatakan “Compost Day atau Kompos Satu Negeri merupakan aksi untuk mendorong kesadaran masyarakat agar mulai mengolah sampah organik di rumah, sejalan dengan penyadartahuan masyarakat untuk mengubah perilaku sehingga bertanggungjawab terhadap sampah yang dihasilkannya sendiri.”

Berdasarkan data yang dihimpun oleh KLHK tahun 2022, timbulan sampah di Indonesia sebesar 68,7 ton/tahun dengan komposisi di dominasi oleh sampah organik sisa makanan sebesar 41,2 %, dan sekitar 38,2 % bersumber dari rumah tangga. Selain itu sampah organik juga menjadi kontributor terbesar dalam menghasilkan Emisi Gas Rumah Kaca jika tidak terkelola dengan baik.

Melalui acara “Compos Day” serentak ini masyarakat di seluruh Indonesia diharapkan dapat terlibat aktif dalam mengolah sampah rumah tangganya dengan cara memilah dan mengompos atau menyalurkan sampah organiknya kepada Pemda  maupun komunitas pengolah sampah organik dan menyebarluaskan kegiatan mengompos bersama sampah rumah tangganya ini dengan membuat video dan diunduh di media sosial menggunakan tagar #KomposSatuNegeri.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya dalam sambutannya pada saat membuka acara “Compost Day” Kompos Satu Negeri” di Lapangan Banteng, Jakarta, Minggu (26/2) menyatakan arahan Presiden untuk bisa sampai atau mendekati tuntas Kelola sampah pada kegiatan “Compost Day” ini menjadi penting dengan pertimbangan upaya kita menyelesaikan masalah persampahan secara tuntas perlu diikuti secara detil dan rinci, kontinyu, dan konsisten. Bahwa composting atau membuat kompos dari sampah organik merupakan salah satu aktualisasi paradigma baru dalam pendekatan penanganan persampahan yaitu membuat sampah menjadi berkah, atau dengan kata lain menjadikan sampah bernilai ekonomi secara langsung maupun tidak langsung ataupun disebut sebagai bagian dari pendekatan ekonomi sirkular. Kompos sudah dikenal masyarakat selama puluhan tahun dan dipakai secara konvensional di berbagai tempat didaerah dan di kota yaitu manjadi pupuk organik. Dalam prakteknya composting menjadi sangat penting karena kompos menyuburkan tanah menambah kandungan material organik serta akan meningkatkan Water Holding Capacity.

“Sampai dengan tahun 2022 masih ada sampah yang diangkut dan dibuang ke Landfill secara bertahap, hal ini akan dikurangi karena lebih baik kalau kita Kelola “Pilah dari Rumah” ujar Siti Nurbaya.

Lebih lanjut dikatakan Siti Nurbaya, “sudah saatnya kita tinggalkan menggunakan pendekatan cara lama yaitu kumpul, angkut, buang menjadi lebih dititikberatkan pengelolaan sampah di TPA. Penimbunan sampah di Landfill terutama jika dikelola dengan cara Open Dumping dapat menimbulkan permasalahan lingkungan, Kesehatan, dan memberi kontribusi besar dalam Emisi Gas Rumah Kaca yang dapat memberikan efek Global Perubahan Iklim. Dalam rangka pelaksanaan Rencana Aksi untuk mencapai target nasional pengelolaan Emisi Gas Rumah Kaca, peran dan posisi HPSN 2023 menjadi sangat strategis untuk memperkuat posisi sektor pengelolaan sampah sebagai pendorong pengendalian perubahan iklim. Secara sederhana HPSN 2023 ini harus menjadi babak baru pengelolaan sampah di Indonesia menuju Zero Waste. Zero Emission Indonesia.”

Sebagai bagian upaya dalam mencapai target KLHK telah menyusun rencana aksi pencapaian Zero Waste Zero Emission dari sub sektor sampah, seperti peningkatan pengelolaan seluruh TPA di Indonesia untuk implementasi metode pengelolaan control all atau landfill dengan pemanfaatan gas metan tahun 2025. Tidak ada lagi pembangunan TPA baru, dan tahun 2030 penggunaan TPA yang ada akan dilanjutkan hingga masa operasionalnya berakhir dengan melakukan Landfill Mining yang sudah mulai kita kerjakan. Dengan prinsip kerja Zero Waste, Zero Emission Indonesia, pengelolaan sampah di Indonesia telah bergeser ke hulu dengan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, melalui momentum HPSN 2023 ini mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk melakukan Compost Day, Kompos Satu negeri yaitu kegiatan mengompos yang dilakukan secara serentak seluruh Indonesia dengan tujuan untuk mengubah mindset kita bahwa dalam mengelola sampah khususnya sampah organik yang berasal dari sisa makanan dan bertekad untuk menuntaskan permasalahan persampahan di Indonesia secara sistematis dengan didasarkan kepada peraturan perundang-undangan serta kerja yang sistematik, kontinu, dan konsisten untuk sasaran kesejahteraan masyarakat dengan memperoleh lingkungan yang berkualitas baik, bersih dan sehat serta memperoleh manfaat kesempatan nilai ekonomi.

“Kesempatan yang baik untuk pengelolaan sampah yang lebih masif dalam rangka menuntaskan masalah sampah di Indonesia dengan partisipasi aktif masyarakat sejak dari sumber dan diharapkan seluruh masyarakat di Indonesia dapat memilah dan mengolah sampah organik yang berasal dari rumah tangga secara mandiri. Seluruh masyarakat Indonesia melakukan pengomposan sampah sisa makanan setiap tahun secara mandiri dirumah, maka kira-kira ada 10,92 juta ton sampah organik tidak dibawa ke TPA dan dapat menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca sebesar 6,8 juta ton CO2eq. Momentum ini dapat menjadi koridor bagi kita semua untuk membangun gerakan bekerja bersama, kolaborasi dalam pengelolaan penyelenggaraan sampah yang lebih baik.” ujarnya.