KLHK BANGKITKAN BANK SAMPAH MELALUI PELATIHAN BISNIS DASAR BBEST
Jakarta, 3 Mei 2024 – Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktorat Pengurangan Sampah berupaya
membangkitkan Bank Sampah melalui pelatihan bisnis dasar BBEST. Kegiatan ini
dilakukan selama dua hari, yakni pada tanggal 2 dan 3 Mei 2024, bertempat di
Hotel Santika, Depok. Pelatihan diikuti oleh 22 orang perwakilan Bank Sampah
dari Jakarta, Bogor, Tangerang dan Depok, dengan menghadirkan dua fasilitator
utama dan dua observer dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Depok dan Provinsi DKI
Jakarta.
Aisyah Syafei, Penyuluh Lingkungan Hidup Ahli Madya, menyampaikan bahwa pelatihan bisnis dasar yang dilakukan di Depok adalah pelatihan kedua yang telah dilakukan oleh KLHK. “Tujuannya adalah untuk membangkitkan semangat dan menata ulang bisnis sosial bank sampah, agar bisa berkembang, tidak jalan di tempat atau malah mati suri,” menurutnya. Pelatihan tahap pertama dilaksanakan di Bekasi dengan dihadiri oleh 25 peserta BSU yang terlibat secara aktif dalam pelatihan tersebut. Pelatihan ini menggunakan formula BBEST (Basic Business & Empowerment Skill Training) dari CCBO Project, USAID. Diharapkan peserta yang juga pengurus Bank Sampah Unit dapat merasakan manfaat dari pelatihan ini dan menerapkannya dalam bisnis bank sampah mereka.
Peserta pelatihan diharuskan mengisi assessment awal sebagai salah satu tahapan dalam pelatihan. Assessment menjadi bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta dalam membaca, menulis serta survey terkait demografi dan analisis psikografis peserta. Data-data pada assessment awal ini akan membantu fasilitator dalam melakukan pendekatan kepada peserta sebagai audiens saat pelatihan berlangsung. Untuk peserta pelatihan yang belum memiliki akun SIMBA, diwajibkan untuk membuat akun, sedangkan untuk peserta yang telah mempunyai akun SIMBA, diharapkan untuk melakukan update data pada akun tersebut
Dua fasilitator dari CCBO Project, USAID, yakni Fikri Aswan dan Lucy Susandari memberikan pelatihan mengenai 3M (Memikirkan-Merasakan-Melakukan), Klasifikasi Sampah, Rantai Nilai Daur Ulang, Gender dan Bisnis, Negosiasi, Bisnis Model Canvas, Nilai Hidupku serta SMART Goals. Peserta pelatihan terlibat secara aktif dan umumnya berpendapat, pelatihan dengan metode BBEST belum pernah dialami. Hal ini pun dirasakan Aldi, Observer dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Depok, menurutnya metode pelatihan ini sangat interaktif dan menarik untuk dipelajari serta diterapkan pada bank sampah lainnya yang ada di Kota Depok.
Dewi, Pengelola Bank Sampah Sawo Kencana, Depok, berpendapat bahwa pelatihan bisnis dasar bank sampah membuatnya melihat balik motivasi awal mendirikan bank sampah. Dewi berharap dengan bekal ilmu dan pengetahuan dari pelatihan ini, bank sampah yang didirikannya dapat berkembang secara bisnis maupun edukasi. (***)